Pemasangan Rangka Atap Baja Ringan |
Persyaratan teknis rangka atap bajaringan di antaranya adalah:
a. Kuda-kuda terpasang kuat dan stabil, dilengkapi dengan angkur (dynabolt) pada kedua tumpuannya.
b. Semua kuda-kuda tegak-lurus terhadap ringbalk.
c. Ketinggian apex untuk pemasangan nok di atas setiap kuda-kuda rata.
d. Sisi miring atap rata (tidak bergelombang).
e. Tidak ada kerusakan lapisan pelindung.
f. Tidak terjadi deformasi (perubahan bentuk) akibat kesalahan pelaksanaan pekerjaan.
Pemasangankonstruksi rangka atap baja ringan
Pemasangan kuda-kuda baja ringan di atas kedua tumpuannya dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:
a. Dipasang langsung di atas ringbalk.
b. Dipasang di atas ringbalk dengan perantara wall-plate.
Penggunaan sistem tumpuan dengan wall-plate sedapat mungkin harus dihindari, karena tumpuan dengan wall-plate hanya ditujukan untuk meratakan (leveling) ringbalk, jika ringbalk tidak rata. Penggunaan wall-plate akan berakibat kedalaman dynabolt yang tertanam di dalam ringbalk menjadi berkurang. Selain itu, juga terdapat ruang kosong di dalam wall-plate yangdapat mengakibatkan perletakan kuda-kuda menjadi kurang
stabil.
Pemasangankonstruksi rangka atap baja ringan
Tumpuan dengan Wall-plate dan Langsung ringbalk
Contoh sistem tumpuan Wall-Plate Kuda-kuda ditumpukan pada boxed C75.100 , diikat dengan grip segitiga.
Pemasangan kuda-kuda harus mengikuti beberapa langkah kerja sebagai berikut:
a. Langkah 1: Persiapan kerja
1. Menyiapkan gambar rencana atap dan perletakkan kuda- kuda, dan tidak diperkenankan menggunakan gambar draft sebagai panduan.
2. Menyiapkan semua peralatan perlengkapan keselamatan dan kesehatan kerja, dan memperhatikan petunjuk tentang persyaratan melakukan pekerjaan di atas ketinggian (lihat bagian keselamatan kerja).
3. Menyiapkan semua perlengkapan untuk pemasangan kuda-kuda, antara lain: bor dan hexagonal socket,meteran, selang air (waterpass), alat penyiku, mesin pemotong, gergaji besi, palu, dan sebagainya.
b. Langkah2: Leveling dan marking
1. Memastikan
seluruh permukaan atas ring balok dalam keadaan rata dan siku, dengan
menggunakan selang air (waterpass) dan penyiku sebagai alat bantu.
2. Memastikan
bahwa rangkaian ring balok telah mengikat semua bagian bangunan dan
tersambung secara benar (monolith) dengan kolom yang ada di bawahnya.
3. Memberi tanda posisi perletakan kuda-kuda (truss), sesuai dengan gambar rencana atap.
4. Mengukur jarak antar kuda-kuda
c. Langkah 3: Pengangkatan dan pemasangan kuda-kuda
1. Mengangkat kuda-kuda secara hati-hati, agar tidak meng akibatkan kerusakan pada rangkaian kuda-kuda yang telah selesai dirakit .
2. Memastikan
posisi kiri dan kanan (L-R) kuda-kuda tidak terbalik. Sisi kanan dan
kiri kuda-kuda dapat ditentukan dengan acuan posisi saat pekerja melihat
kuda-kuda, dengan mulut web dapat dilihat oleh pekerja. Bagian di
sebelah kiri pekerja disebut sisi kiri, sedangkan yang berada di sebelah
kanannya adalah sisi kanan.
3. Mengontrol posisi berdirinya kuda-kuda agar tegak lurus
dengan ringbalok menggunakan benang dan lot (unting-unting)
4. Mengencangkan kuda-kuda dengan plat L (L bracket), dengan menggunakan 4 buah screw 12 – 14 x 20 HEX.
5.
Mengencangkan plat L dengan ring balok menggunakan dynabolt, dan
menambahkan balok penopang sementara, agar posisi kuda-kuda tidak
berubah.
6. Mengulangi langkah ke-1 sampai ke-6 untuk mendirikan semua kuda-kuda, sesuai dengan posisinya dalam gambar kerja.
7. Memeriksa ulang jarak antar kuda-kuda dari as ke as (maksimum 1,2 meter).
8. Memeriksa kedataran (leveling) semua puncak kuda-kuda (Apex), dan memastikan garis nok memiliki ketinggian yang sama (datar)
9. Memasang balok nok.
10. Memasang bracing (pengikat) sebagai perkuatan, jika bekerja beban angin. Bracing dipasang di atas top-chord dan di bawah reng.
11. Bila menggunakan aluminium foil, lapisan ini dipasang terlebih dahulu di atas truss,jurai dan rafter
12.
Memasang reng (roof battens) dengan jarak menyesuaikan jenis penutup
atap yang digunakan. Setiap pertemuan reng dengan kuda-kuda diikat
memakai screw ukuran 10-16×16 sebanyak 2 (dua) buah
13. Memasang
outrigger (gording tambahan setelah kuda-kuda terakhir yang menumpu
ringbalk). Pada atap jenis pelana, outrigger dapat dipasang sebagai
overhang dengan panjang maksimal 120 cm dari kuda- kuda terluar, dan
jarak antar outrigger 120 cm. outrigger harus diletakkan dan di-screw
dengan dua buah kuda-kuda yang terdekat.
14.Memasang ceilling battens dengan jarak antar masing-masing ceilling battens adalah 120 cm. Komponen ini dipasang pada permukaan bagian atas bottom chord kuda-kuda dan di-screw. Untuk pertemuan ceilling battens dengan ring balok di beri bantalan bracket yang diikat memakai 2 (dua) buah dynabolt. Fungsi ceilling battens adalah untuk memperkuat ikatan antar kuda-kuda. Jika diperlukan, sambungan memanjang ceilling battens sebaiknya tepat diatas bottom chord. Setiap sambungan harus overlap 40 cm, dan setiap pertemuan dengan bottom chord harus di-screw. Ceiling battens selanjutnya dapat difungsikan untuk menahan plafond dan penggantungnya
Pemasangan ceiling battens Sambungan ceilling battens atau top span overlap sepanjang 40 cm dengan perkuatan 4 buah screw
d. Pemasangan penutup atap
1. Memeriksa
ulang pemasangan kuda-kuda sesuai dengan nomor, kedataran nok maupun
sisi atap, dan memastikan support overhang terpasang dengan benar .
2. Bila menggunakan Aluminium Foil, maka lapisan ini dipasang terlebih dahulu di atas jurai dan rafter,
3. Menentukan jarak reng sesuai dengan jenis penutup atap yang digunakan, kemudian dilanjutkan dengan
pemasangan reng (roof battens) dengan screw 10 – 16 x 16HEX.
4. Memasang satu jalur penutup terlebih dahulu dari bawah ke atas. Pemasangan penutup atap harus lurus dan rapiagar polanya menjadi rapi dan tidak berbelok – belok
Inspeksi Akhir
Karat
dapat disebabkan oleh penempelan kotoran (serpihan- serpihan akibat
proses pemotongan baja ringan) atau penggunaan bahan logam lain pada
struktur baja ringan, seperti: pengikatan dengan kawat bendrat,
pemasangan sekrup yang tidak standar, atau karena goresan benda tajam.
Jika terjadi korosi pada suatu logam yang menempel pada baja ringan,
maka resiko penjalaran korosi sangat besar
Oleh
karenaitu harus dilakukan inspeksi akhir untuk memastikan tidak ada
kotoran maupunlogam-logam lain yang masih menempel ataupun berada di
sekitar struktur bajaringan.